History Of Firaun Tutankhamun
Firaun
paling Terkenal sepanjang sejarah yaitu Firaun Tutankhamun, adalah
Firaun ke-12 dari dinasti Eighteenth Mesir. Dia memerintah dari
1334-1323 SM selama periode itu dikenal sebagai Kerajaan Baru. nama
asli-Nya, Tutankhaten, berarti "Gambar Hidup Aten", sementara
Tutankhamun berarti "Gambaran Hidup Amun". Dia mungkin juga Nibhurrereya
dari surat-surat Amarna. Secara historis, Tutankhamun adalah hanya
signifikansi moderat, terutama sebagai tokoh yang mengelola awal nilai
pemujaan Atenism kembali ke agama kaum Mesir Kuno.
Sebagai
Tutankhamun memulai pemerintahannya pada usia 9 tahun dan merupakan
raja mesir kuno termuda sepanjang sejarah mesir, tanggung jawab besar
bagi pemerintahannya juga harus ditugaskan untuk penggantinya pada
akhirnya, Ay. Meskipun demikian, Tutankhamun merupakan firaun yang
paling terkenal dari Firaun-firaun yang menguasai mesir sebelumnya, dan
hanya satu untuk memiliki julukan dalam budaya populer sebagai ("King
Tut").
Penemuan
makamnya di tahun 1922 oleh Howard Carter menerima liputan pers di
seluruh dunia dan memicu kepentingan publik yang baru di Mesir Kuno.
Tutankhamun
menikah dengan Ankhesenpaaten, putri Akhenaten yaitu saudara
perempuannya sendiri. Ankhesenpaaten juga mengubah namanya dari akhiran
'ATEN' untuk mengakhiri 'Amun', menjadi Ankhesenamun. Dalam 3 tahun dari
pemerintahan Tutankhamun (1331 SM), ketika ia masih seorang bocah
sekitar 11 dan mungkin di bawah pengaruh dua penasehat yang lebih tua
(terutama wazir Akhenaten's Ay), larangan pada jajaran lama dewa dan
kuil-kuil mereka terangkat, hak istimewa tradisional dikembalikan ke
imamat mereka, dan ibukota kerajaan dipindahkan kembali ke Thebes.
Firaun
muda juga mengadopsi nama Tutankhamun, mengubahnya dari namanya lahir
Tutankhaten. Karena usianya yang masih anak anak pada saat keputusan ini
dibuat, umumnya berpikir bahwa kebanyakan jika tidak semua tanggung
jawab bagi mereka jatuh pada wazirnya Ay dan mungkin penasehat lainnya.
Tutankhamun meninggal pada usia 19 oleh cedera kepala. Banyak menduga
bahwa dia dibunuh. Dia dimakamkan di Lembah Para Raja. Dua fetus mumi
ditemukan dalam peti mati yang telah disegel oleh namanya. Ini diyakini
telah anak-anaknya yang lahir prematur.
Penyebab Kematian Firaun Tutankhamun
Selama
dua tahun, sejumlah ilmuwan di Mesir menyelidiki mumi dari raja yang
berusia 19 tahun itu untuk mengkaji darah dan DNA. Mereka menemukan
parasit malaria dalam darahnya, seperti dimuat dalam Journal of the
American Medical Association.
Sejak
makam Tutankhamun ditemukan oleh Howard Carter di Lembah Raja pada
1922, para ilmuwan mengungkap berbagai spekulasi tentang penyebab
kematiannya. Beberapa ilmuwan berpendapat raja yang masih berusia 19
tahun itu tewas karena jatuh dari kereta kudanya dan ada yang
berpendapat bahwa dia sebenarnya dibunuh.
"Hal
penting lain yang menyebabkan kematiannya adalah malaria yang akut
yang ditemukan berdasarkan tes DNA," kata Dr Zahi Hawass. Namun ada pula
yang mengatakan Tutankhamun menderita penyakit yang amat jarang yang
menyerang keluarganya karena dia meninggal pada usia amat muda dan tidak
meninggalkan ahli waris.
Malaria dan penyakit di kaki
Kini
sejumlah spekulasi itu tampaknya akan berakhir setelah tim arkeologi
Mesir yang dipimpin Dr Zahi Hawass menyelidiki mumi Tutankhamun dan 10
mumi anggota kerajaan lainnya selama dua tahun. Dua diantara mumi yang
diteliti dengan menggunakan sidik jari genetis diperkirakan merupakan
nenek dan ayahnya. Hasil penyelidikan mengukuhkan Raja Tutankhamun
kemungkinan menderita penyakit turunan berupa penyakit tulang yang
menyerang kaki yang disebut Kohler II.
Namun
peneliti juga menemukan bekas-bekas parasit malaria di darahnya
sehingga menyimpulkan malaria bersama dengan luka di kakinya yang tidak
sembuh itu telah menyebabkan kematiannya.
"Hal
penting lain yang menyebabkan kematiannya adalah malaria yang akut
yang ditemukan berdasarkan tes DNA. Dan pada tahun 2005 saya menemukan
bahwa ia mengalami luka di kaki kirinya dan luka itu disebabkan
kecelakaan yang terjadi beberapa jam sebelum dia meninggal." kata Dr
Zahi Hawass
"Jadi
Raja Tut tewas karena malaria yang akut. Kami sekarang untuk pertama
kalinya bisa mengatakan bahwa kami telah mengungkap misteri anak emas
keluarga itu, Raja Tut."
Sejarah Penemuan Makam Firaun Tutankhamun

Howard
Carter (1874 – 1939), adalah arkeolog asal London, Inggris, yang
mendalami kebudayaan Mesir kuno. Tak ada arkelog yang begitu konsisten
terhadap Mesir kecuali dia. Karena itu Howard Carter menjadi
satu-satunya pakar kebudayaan Mesir Kuno yang paling ahli. Dalam
perjalanan karir dan hidupnya, Howard Carter mendalami seni menggambar
dan arkeologi. Semua hal yang dikerjakannya sejak usia 17 tahun sudah
“berbau” Mesir. Lantas diusia 25 tahun ia sudah diberi kepercayaan untuk
bekerja di wilayah Mesir untuk melakukan penggalian dan restorasi
situs, termasuk pemeliharaan artefak Mesir Kuno. Sampai akhirnya ia
terobsesi untuk menemukan salah satu makam firaun Mesir Kuno dari
dinasti ke-18 yang dikenal sebagai Tutankhamun. Ternyata obsesinya ini
menjadi “perburuan” tersulit dan terlama selama hidupnya
Titik
pencarian makam Firaun Tutankhamun ini terkonsentrasi di sekitar Lembah
Raja di wilayah Tepi Barat, dekat Luxor. Selama bertahun-tahun
penggalian dan penelitian dilakukannya namun makam yang dicari tak
kunjung ditemukan. Selama penggalian ia hanya menemukan pasir gurun dan
jika sedikit beruntung ada menemukan semacam guci-guci yang mengarah
pada masa pemerintahan Tutankhamen. Sepuluh tahun pertama penggalian,
kemajuan terakhir yang ditemukan hanyalah potongan pakaian dan bongkahan
batu yang bertuliskan nama Tutankhamun dan jejak yang mengarah pada
masa pemerintahan firaun berusia 18 tahun itu.
Seluruh
tim ekspedisi itu mulai frustasi sementara biaya yang dikeluarkan sudah
banyak dan persediaan keuangan sudah sangat tipis. Namun di tengah rasa
frustasi rekan-rekannya, Howard Carter tetap optimis bahwa perkiraannya
tepat bahwa Firaun Tutankhamun pastilah dimakamkan di lembah itu. Ia
yakin bahwa makam penguasa Thebes yang menyatukan Mesir kuno itu persis
di lembah yang sedang mereka gali.
Untuk
kelanjutan ekspedisi, ia menemui “sponsornya” Lord Carnarvon. Bangsawan
yang menyukai barang kuno dan antik ini mengultimatum Howard Carter
bahwa ia sudah tak bisa menyokong ekspedisi itu lebih lama. Namun H
Carter meyakinkan Carnarvon bahwa ia hanya butuh satu kesempatan lagi.
Pada awal November 1922, H Carter memulai penggalian terakhirnya.
Penggalian dilakukan di satu titik yang belum pernah disentuh
sebelumnya. Di lokasi ini, ia menemukan semacam komplek tempat tinggal
para budak penggali makam dan beberapa artefak kuno lainnya.
Saat
penggalian dilanjutkan, seorang mandornya bernama Ali melaporkan
penemuan sebuah tangga batu yang menurun di sekitar kompleks itu.
Penggalian dilanjutkan selama dua hari dan tangga batu itu jelas
terlihat mengarah pada satu pintu tertutup. Lord Carnarvon pun
ditelegram memberitahu bahwa pintu makam Tutankhamen sudah ditemukan.
Setelah Carnarvon tiba di lokasi, dua hari kemudian pintu batu menuju
makam berhasil dibuka. Didalamnya terdapat lorong dengan serakan
bebatuan berhias hiroglif Mesir Kuno di dinding menuju pintu berikutnya.
Carter
mencoba membuka pintu batu dengan memahat celahnya. Setelah menggeser
beberapa bongkah batu, ia membuat sebuah lubang kecil. Dari celah itu ia
memasukkan lilinnya untuk mengintip ke dalam ruangan yang gelap di
balik pintu. Apa yang dilihatnya membuatnya diam takjub selama beberapa
saat. Ia telah menemukan makam yang ia cari selama dua puluh tahun
terakhir, yakni makam Firaun Tutankhamun . Howard Carter yang menemukan
situs makam Firaun Tutankhamun ini menjadi berita besar yang
mengehbohkan dalam sejarah arkelog masa itu. Penemuan ini dinobatkan
sebagai temuan arkelogi paling menakjubkan di abad 20.
Temuan kompleks makam
lengkap dengan artefak dan harta
peninggalan firauan yang masih utuh, mummi, situs, dan semua yang berada
di dalam makam itu masih tersegel dan belum pernah disentuh siapa pun
setelah pemakamannya 3.300 tahun yang lalu. Saat pertama kali menemukan
ruang makam bawah tanah itu, H Carter melihat bahwa ruangan itu dilapisi
emas murni yang kuning berkilau. Di dalam ruangan itu terdapat 4 lubang
kubur dengan masing-masing peti mati batu didalamnya.
Ruangan
itu tertata baik dengan beberapa pot bunga, singgasana bertahta
permata, baju-baju kerajaan, beberapa set alat rumah tangga, pisau dan
senjata, patung berbentuk aneh, dan beberapa peti harta. Didalam peti
mati itu terdapat mummi yang disegel dengan nama Tutankhamun. Peti
matinya terdiri dari tiga lapisan. Dan lapisan paling terakhir terbuat
dari lempengan emas murni berukir. Mummi firaun itu dibalut kain kafan
putih berlapis permata, bagian wajah ditutup topeng emas berhias
permata, dan di bagian dadanya terdapat kalungan bunga yang warnanya
masih “segar”.
Temuan
makam firaun ini adalah yang terlengkap dalam sejarah. Satu-satunya
situs (saat itu) yang belum dijarah dan terjamah manusia. Sampai
akhirnya ekpedisi H Carter dan Carnarvon menemukan dan membuka segel
firaun yang sudah terkubur ribuan tahun itu.
Misteri Kutukan Raja Firaun Tutankhamun
Makam
Thutankhemen/Thutankhamun yang sangat terkenal itu, pertama kali
dibuka pada tahun 1922, para jurnalis melaporkan ada prasasti di dekat
pintu makam yang Raja Tutankhemen ini yang berbunyi demikian:
“Kematian akan segera mendatangi mereka yang menyentuh makam Pharaoh”
Keliatannya
memang konyol, namun peringatan ini nampaknya terbukti benar, ketika
semua arkeolog dan para pekerja yang menyentuh makam Tutankhemen
dilaporkan meninggal secara misterius dan mengerikandalam tempo yang
tidak terlalu lama setelah peristiwa pembongkaran makam itu terjadi.
Makam King Tutankhamun di Lembah Raja-raja Luxor, Mesir
Ada
empat Raja-raja Amarna pada Dinasti ke-18 dan Tutankhamun yang ketiga.
Karena Dinasti ke-19 tidak menyukai peraturan Dinasti ke-18, maka
raja-raja Amarna dicoret dari daftar keluarga raja dan itu dilakukan
didepan umum. Monumen raja Tutankhemen di hancurkan, dan lokasi
makamnya dilupakan.Dan itu benar, keberadaan makam raja muda yang
bernasib malang tersebut benar-benar terlupakan oleh Dinasti ke-20.
Ketika kepala arsitek memulai memahat batu untuk membuat makam Ramses
VI, ia tidak tahu bahwa ia telah membiarkan puing-puing berjatuhan di
atas makam Raja Tutankhamun.
Dan semenjak itu, makam raja muda
ini benar-benar dilupakan karena ia dulu juga bukan merupakan penguasa
yang hebat, sama sekali tidak mengesankan. Namun hal ini justru membawa
keuntungan pada 3.300 tahun kemudian, mengapa?Karena makamnya
tersembunyi dan harta karunnya tetap tidak tersentuh. Dan ini
menjadikan makan Raja muda Tutankhamun merupakan satu-satunya makam
raja Mesir kuno yang di kuburkan di Lembah Raja-raja Luxor yang tidak
diacak-acak selama berabad-abad oleh para perampok.
LEGENDA KUTUKAN SANG RAJA
Selama
berabad-abad damar dan minyak yang digunakan untuk membuat mumi telah
berubah menjadi lem yang merekatkan kain linen. Untuk melepaskan kalung
itu, Carter melakukan tindakan radikal, yaitu dengan memotong-motong
mumi. Ini sangat fatal. Dalam 14 hari, 2 dari orang-orang yang terlibat
meninggal secara mendadak. Bahkan pada tahun 1929, 13 orang meninggal
karena satu sebab…. Kutukan
Lord Carvarnon meninggal pada
tanggal 6 April 1923 karena pneumonia, komplikasi akibat gigitan nyamuk
yang terinfeksi. Kemudian para jurnalis menemukan prasasti di dekat
pintu makam tentang peringatan mengenai kematian tadi. Mereka kemudian
mengatakan bahwa Kutukan Fir’aun Tutankhemen-lah yang membunuh Lord
Carvarnon . Menyusul kemudian, Lady Carnarvon, yang menyusul suaminya
ke alam baka dengan sebab kematian yang tak jelas. Di tahun yang sama,
seorang meninggal secara mendadak setelah mengunjungi makam ini dan
dianggap merupakan ulah kutukan juga. Ia adalah Pecky Callender, yang
membantu Carter memasuki makam. Kematian misterius juga dialami oleh
salah seorang pengusaha kaya yang berkunjung ke makam Tutankhemen,
George Jay Gould. Untuk tour mahalnya ini, Gould harus membayar mahal.
Malam hari setelah mengunjungi makam, ia terkena demam, dan esoknya ia
meninggal dunia.
Harta karun Raja muda ini dipamerkan di banyak
museum di seantero dunia. Ketika Arthur C Mace dari Metropolitan Museum
of Art di New York, dan George Benedite dari Museum Louvre, Paris,
ikut-ikutan meninggal dunia secara misterius setelah memamerkan harta
karun tersebut di Museum mereka!!Kembali, Kutukan Tutankhemen yang
disalahkan atas meninggalnya dua orang tersebut. Kutukan itu kembali
beraksi dan menjadi dipermasalahkan atas kematian orang-orang yang
sedikit sekali terlibat dengan ekspedisi ini. Contohnya sekertaris
pribadi Howard Carter yang bernama, Robert Bathnell ikut-ikutan
meninggal dunia secara misterius.
Tiga bulan kemudian, ayah
Bathell, Lord Westbury melompat dari lantai 7 dan tewas. Ia
meninggalkan pesan,meyalahkan kutukan Tutankhemen atas kematian
anaknya. Tidak hanya berakhir disitu, saat dalam perjalan ke makam,
kereta jenazah Lord Westbury menabrak seorang anak 8 tahun. Anak itu
tewas seketika, begitu juga dengan salah seorang pegawai British Museum
dalam bidang Egyptology. Selama tiga dekade kutukan itu tak menyerang
hingga terakhir kali tempat peristirahatan Tutankhemen diganggu. Hingga
saat ini, terhitung kurang lebih 25 orang yang telah meninggal dunia
dengan disangkut pautkan dengan kutukan Tutankhamun. Yang terakhir
kalinya menimpa seorang wisatawan Sheryl Munson di tahun 1995 silam.
Banyak
ilmuwan mulai menelaah kutukan fir’aun dari sudut pandang ilmiah.
James Randi, pemain sulap terkenal, dalam bukunya Encyclopedia of
Claims, Fraunds and Hoaxes of the Occult and Supranatural, menuliskan
nama-nama semua orang Eropa yang hadir ketika makam Tutankhamun dibuka
dan kapan mereka meninggal dunia.Pernah mendengar yang namanya tabel
aktuaria? . Tabel ini memberi nilai harapan hidup kita, didasarkan pada
dimana tempat tinggal kita, apakah merokok atau tidak,dll. Randi
memeriksa tabel aktuari yang relevan untuk semua orang yang dihubungkan
dengan makam Raja Tutankhemen, dan siapa yang meninggal berikutnya.
Ternyata,
orang-orang yang hadir dalam pembukaan makam, hidup satu tahun lebih
lama dibandingkan ramalan tabel aktuaria. Howard Carter meninggal pada
usia wajar, yaitu 66 tahun. Dr. Douglas Derry, yang membedah mumi,
meninggal pada usia lebih dari 80 tahun. Dan Alfred Lucas, ahli kimia
yang menganalisis jaringan tubuh mumi, meninggal pada usia 79 tahun.
Penelitian lain menunjukkan tidak ada pengaruh nyata pada harapan hidup
orang-orang yang terlibat pada penggalian tersebut. Para korban mungkin
tidak meyadari bahwa di dinding-dinding makam yang penuh dengan
ornamen-ornamen indah itu ternyata tersembunyi ribuan bahkan lebih
pembunuh mematikan yang telah berumur 3000 tahun lamanya!
Dinding-dinding
itu diselimuti oleh jamur cokelat kecil. Bakteri mungkin timbul dari
plester atau cat dan hidup dari kelembaban plester setelah makam
ditutup.Dan, pembunuh sebenarnya adalah bakteri mematikan yang bernama
aspergillus niger. Dalam makam yang hangat, bakteri yang menyerang
sistim pernapasan ini berkembang. Ia satu-satunya makhluk yang dapat
bertahan hidup selama 3000 tahun di makam itu. Saat Shryl Munson ,
korban terakhir yang ikut meninggal setelah berkunjung ke makam tiba
dengan ketahanan tubuh yang rapuh, maka ia adalah rumah utama bagi jamur
itu.
Spora itu terhisap dan menyerang sel yang lemah,
menghancurkannya selagi menyebar. Sheryl Munson kekurangan oksigen, 10
hari setelah masuk rumah sakit, fungsi paru-parunya berhenti. Tim
dokter berhasil menemukan jamur aspergilllus niger pada saat melakukan
biopsi paru-paru Sheryl Munson dan jamur mematikan ini ditemukan lebih
banyak lagi di dalam makam Tutankhamun, terutama di dinding
makam.Sheryl ternyata telah melakukan suatu hal yang sangat fatal bagi
hidupnya pada saat mengunjungi makam Tutankhemen. Ia menyentuh dinding
makam dan mengusap-usapkan jemari tangannya ke beberapa lukisan cat,
dimana disana telah menunggu bakteri yang sangat mematikan untuk
bermigrasi ke dalam tubuhnya.
Begitu juga dengan orang-orang
yang terlibat dalam pembongkaran makam. Bekerja dengan mumi bisa fatal,
baik bagi peneliti dan muminya. Tindakan gegabah Howard Carter yang
memotong-motong tubuh mumi berakibat sangat fatal bagi mereka yang
terlibat. Karena peneliti bisa menghisap spora dari debu
mumi.Sebaliknya, peneliti bisa memberikan bakteri atau kelembaban pada
permukaan mumi yang bisa mengakibatkan pembusukan.
Walaupun sudah
mati selama ribuan tahun, mumi hidup bersama bakteri. Beberapa tak
berbahaya, namun beberapa lagi sangat mematikan. Tidak memakai
pelindung saat bekerja dengan mumi, akan sangat rentan terinfeksi oleh
spora jamur. Dan itulah yang terjadi pada Carter dan orang-orang
disekelilingnya. Otopsi gegabah terhadap mumi Tutankhamun ternyata
melepas banyak pembunuh mengerikan yang kasat mata. Parahnya, pada saat
otopsi itu berlangsung, Carter dan rekan-rekannya tidak memakai
pelindung apapun, mereka hanya memakai pakaian sehari-hari. Jadi
mungkin terjadi persilangan kerusakan antara para peneliti dan mumi.
Namun banyak orang yang beruntung seperti Carter yang tidak terinfeksi
bakteri ini.
Referensi :
- http://www.apakabardunia.com/post/arkeologi/penemuan-mumi-tutankhamun
- http://smallworkspaces.com/kutukan-tutankhamun.html
- http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4765611
Tidak ada komentar:
Posting Komentar